Sunday, April 12, 2015

Bisnis Aliran Sesat



Ketika menjemput anak latihan TeKwonDo, menerima curhat seorang kolega, distributor telor yg sudah sekitar 5 tahunan berjualan telur yg mengeluhkan usahanya (yg menurut saya sebentar lagi bangkrut). Dengan wajah pasrah dia bercerita bahwa dia kekurangan hard cash.
Dia mencari-cari hutangan, dan minta dibantu dicarikan supplier yg bisa ngasih tempo, barangnya hendak dijual rugi, untuk kemudian diinvestasikan ke bisnis telornya. NB: Hati2 dengan pebisnis yg jual rugi barang, pasti lama2 cao (lari bahasa cina).
Sebuah bisnis itu sejogjanya membuat anda bertambah kaya, bukan bertambah miskin. Bisnis yg capek dikerjakan, juga harusnya membuat pemiliknya tambah beruang, bukan tambah berhutang.
Pebisnis yg sukses makin hari makin sedikit hutangnya hingga akhirnya bisa debt-free, bisa bebas hutang dan mulai maju dan melaju serta berinvestasi tanpa beban. Bukan dengan hutang yang tambah besar dan tambah berat jumlahnya, dengan dalih bisnisnya juga makin besar, jadi gapapa.
Banyak sekali pebisnis yg ikut aliran sesat, aliran berhutang dulu, padahal bisnis belum ada, bahkan ada yg sampai hutangnya milyaran, tapi bisnisnya bisnis sepele. Apakah tidak bisa mengambil pelajaran bahwa salah satu syekh aliran sesat dalam bisnis ini sudah sampai dibangkrutkan atau dipailitkan oleh pengadilan.
Pernah saya "diceramahi" oleh seorang pelanggan, mas kalau mau beli mobil itu jangan cash, itu bodoh. Soalnya mobil itu nilainya menurun terus. Mending uangnya dibuat usaha, lalu ambil mobilnya leasing diambil dari laba usahanya. Karena pelanggan, saya pun diam saja sambil membatin bahwa orang seperti ini 10 tahun lagi ga bakal kemana2 kemajuan bisnisnya.
Begitu pula dalam sebuah negara, negara yg dikelola dengan baik harusnya hutangnya tambah sedikit, dan lama2 habis, bukan malah ditambah terus. Pengelola pemerintahan yg mengandalkan hutang terus menerus juga adalah pengikut aliran bisnis yang sesat dan radikal.

No comments: